Selasa, 05 Maret 2013

Yuk Jadi Pewarta warga di Citizen6


Citizen6, Jakarta: Di era 2.0 ketika semua orang telah terhubung, kita bisa menjadi object sekaligus subject sebuah berita. Selama ini kita memperoleh informasi dari media-media "mainstream" baik cetak, elektronik maupun digital. Sementara tak semua jurnalis profesional mampu melaporkan semua peristiwa yang ada di sekitar kita. Bisa saja karena kendala tempat atau waktu sehingga tidak bisa melaporkan dengan cepat.
Pada saat itulah peran kita sebagai citizen jurnalis atau pewarta warga bisa ambil peran sebagai jurnalis untuk melaporkan kejadian penting yang ada di sekitar kita. Tak jarang jurnalisme warga lebih cepat bisa dilaporkan karena kebetulan sedang berada di tempat kejadian.
Jurnalisme warga bisa dilakukan oleh siapapun. Apalagi dengan kecanggihan teknologi yang telah menjangkau hampir setiap orang. Sebagai jurnalis warga selain bisa melaporkan suatu kejadian dengan tulisan, foto atau video untuk menguatkan, tulisan Anda juga akan memberi warna lain karena pengambilan sudut pandang yang berbeda.
Citizen6, yang merupakan bagian dari Liputan6.com mewadahi para pewarta warga tersebut. Setiap warga masyarakat dari beragam latar belakang bisa mengirimkan konten yang menarik, aktual dan bisa dipertanggungjawabkan.
Konten untuk Citizen6 bisa berupa peristiwa yang terjadi di sekitar, lifestyle, kesehatan, wisata, kuliner, olahraga, tentang kegiatan komunitas dan lainnya. Tim Citizen6 juga memberi kebebasan kepada semua onliner untuk menyampaikan gagasan-gagasannya asal tidak menyalahi atau bertentangan dengan SARA (suku agama dan ras).
Yuk, berartisipasi aktif dalam kegiatan jurnalisme warga ini. Kenapa harus di Citizen6, karena:
  1. Citizen6 akan menyebarkan artikel Anda yang menarik menjadi headline di Liputan6.com
  2. Artikel Anda akan dipublish juga di social media melalui akun twitter @liputan6dotcom dan Facebook liputan6 dot com
  3. Setiap artikel yang dikirim ke Citizen6, akan langsung diproses saat itu juga karena tim admin yang standby 24 jam
  4. Tulisan Anda akan dibaca oleh 300 ribuan orang per hari *januari 2013 dan akan terus bertambah
Syarat dan Ketentuan mengirimkan Artikel ke Citizen6:
  1. Kontent berupa artikel atau tulisan foto atau video
  2. Konten tidak boleh melanggar sara atau menyebar kebencian kepada orang lain.
  3. Konten dilarang berisi promo produk barang dan jasa baik secara terselubung maupun terang-terangan.
  4. Konten dilarang berisi kampanye partai politik
  5. Segala risiko terkait penggunaan konten milik orang atau pihak lain ini sepenuhnya menjadi tanggungjawab pengirim
Yuk menjadi pewarta warga di Citizen6 dengan mengirimkan artikel ke citizen6 at liputan6 dot com (KW)

Menyamar Sebagai Kardinal, Penyusup Menyelinap ke Vatikan

Liputan6.com, Vatikan : Tak ada Paus di Vatikan pasca Benediktus XVI resmi mengundurkan diri 28 Februari 2013 lalu. Kini para kardinal mulai berkumpul untuk untuk menjalankan proses pemilihan pemimpin Tahta Suci yang baru -- menetapkan tanggal konklaf, dan mengidentifikasi calon-calon Paus. 

Di tengah semua kegiatan itu, sebuah insiden terjadi. Seorang penyusup menyelinap ke Vatikan. Mengenakan pakaian kardinal, ia mencoba untuk ambil bagian dalam pemilihan Paus yang baru.

Penyusup itu adalah Ralph Napierski, pemrotes pelecehan terhadap anak asal Jerman. Ia sempat berjabat tangan dengan Kardinal Sergio Sebiastiana yang tak terlihat curiga. Napierski juga dikawal rombongan pastor yang diduga kuat juga palsu. Nyaris saja ia masuk ke balairung Paus Paulus VI, sebelum diseret keluar penjaga keamanan Vatikan. 

Adalah Penampilannya yang membuat pasukan Garda Swiss curiga: jubah kependekan yang terlihat sesak, sabuk ungu di pinggangnya yang ternyata cuma selendang biasa, mengenakan topi fedora yang nampak aneh, dan salib di lehernya berantai pendek.

Sebelumnya, pada reporter yang mencegatnya, Napierski mengaku sebagai "Basilius" anggota gereja ortodok Italia

Napierski juga mengatakan kepada wartawan bahwa Gereja Katolik telah membuat 'kesalahan serius' dengan memungkinkan pastor yang dituduh melakukan kejahatan seksual untuk pindah ke paroki berbeda, di tempat lain, dan menutupi skandal alih-alih menyerahkan para pelanggar ke aparat.

Si penyusup juga diketahui punya situs pribadi di mana ia mengklaim menjadi uskup sebuah organisasi Katolik yang disebut Corpus Dei.

Pejabat Vatikan tak menganggap insiden penyusupan itu sebagai hal serius. Juru bicaranya, Pastor Federico Lombardi mengaku tak mengetahui insiden itu. "Saya berada di dalam aula dan semua yang ada di dalam adalah para kardinal yang asli," guraunya, seperti dimuat Daily Mail (4/3/2013)

Selain insiden penyusupan, pertemuan juga dibayangi skandal pelecehan seksual yang melibatkan mantan Kardinal Inggris Keith O'Brien. O'Brien mundur dari jabatannya pekan lalu ketika muncul tuduhan bahwa ia melakukan tindakan tidak pantas terhadap empat pastor pada 1980-an. Awalnya mengelak, namun Senin lalu pengakuan muncul dari mulutnya. 

Paus Baru Sebelum Paskah

Meski pertemuan telah dilakukan, semua dari 115 kardinal yang punya hak pilih harus hadir sebelum keputusan dapat dibuat. Sementara, baru 103 kardinal tiba di Vatikan.

Gereja Katolik berharap Paus baru segera terpilih, sehingga bisa memimpin Pekan Suci yang dimulai dengan Minggu Palem pada 24 Maret dan puncaknya pada perayaan Paskah pada hari Minggu berikutnya. (Ein)