Selasa, 06 Maret 2012

Di balik keterbatasan

Tuban - Hidup tanpa kedua tangan bukanlah hal yang mudah untuk meraih prestasi, karena aktifitas yang hanya mengandalkan kedua kakinya, Namun karena ada kemauan nasib bicara lain, agar hanya tidak di pandang sebelah mata oleh banyak pihak.Akan tetapi yang satu ini mestinya perlu sentuhan moral dari berbagai pihak dan dermawan,karena keterbatasan yang di miliki oleh seorang anak yang masih perlu bimbingan dan perhatian penuh dari orang tua bukan justru sebaliknya.

Hal ini di alami oleh Zainuri (7), Anak Dusun Boro, Desa Banjararum Kecamatan Rengel ini, dia mengalai cacat tanpa kedua tanganya, yang di alami sejak lahir yakni  tanggal 1 januari 2005. Dalam aktifitas yang di lakukan anak yang perlu sentuhan dari berbagai pihak ini hanya mengandalkan kedua buah kakinya saja, bukan hanya di situ,  anak yang malang ini baru berumur 2,8 bulan sudah di tinggal oleh ayahnya tercinta Suhudi (35) karena di panggil oleh sang khaliq.

Hingga genap berumur 3 tahun dia sudah dalam keadaan menjadi anak yatim, kini zainuri  di rawat oleh ibunya Kasniti (32), dengan segala upaya dan bantuan dari tetangga yang yang masih peduli merawat serta membimbing anaknya agar menjadi anak yang selalu tidak di pandang sebelah mata oleh masyarakat. Selain itu, Dengan bantuan Kakeknya Lasto (55) yang sehari– hari bekerja menjadi tukang batu berusaha untuk mendidik zainuri dengan mendaftarkan cucunya di salah satu sekolah swasta Raudhotul Atfal (RA) di Desa setempat.

Usaha yang di lakukan Keluarga yang hidup dengan kesedehanaan ini ternyata mampu membuahkan hasil, di sekolah yang di tempati zainuri, dia termasuk anak yang paling pintar hal ini di buktikan nilainya yang selalu baik. Dalam pelajaran sekolah anak yang baru kelas Nol Kecil ini mampu meraih prestasi terbaik di sekolahnya, prestasi ini di raihnya ketika para ibu guru ini mengajarkan menggambar, hanya dengan kedua kakinya zainuri mampu menggambar dengan  baik dan sangat cepat, hingga di sekolahnya dia mendapatkan prestasi terbaik dalam mengambar, bukan hanya di situ dalam pelajaran yang di ajarkan oleh ibu gurunya nilainya selalu menunjukan angka A.

“Meski dia cacat, namun tuhan berkata lain, saat teman guru mengajarakan menggambar,dia justru paling cepat menyelesaikan tugasnya dengan paling cepat diantara anak yang lain, dan hasilnya paling bagus juga” ujar mamnunatin salah satu guru sekolah Zainuri. Sementara Zainuri ketika di tanya terkait sulit dan tidak dengan menggambar pakai kedua kakinya zainuri menjawab “ Mudah om, "j awabnya sambil mengacungkan jempol kakinya kanan yang menunjukan dia bangga.

Sedangkan menurut kakeknya Lasto menuturkan jika cucunya sebenarnya sangat pintar tetapi karena adanya keterbatasan fisik dan ekonomi yang di milikinya membuat cita – citanya masih belum terealisasi. "Cucu saya sebenarnya sangat pintar, dia bisa melukis dengan kedua kakinya, karena  keterbatasan ekonomi yang kami miliki kami masih belum bisa membiayainya dengan besar, karena kami hanyalah seorang tukang batu saja." Ujarnya dengan terharu ketika melihat cucunya sedang bermain dengan temannya.

Di tambahkan Lasto, sebenarnya bakat cucunya sudah kelihatan sejak berumur 3 tahun, namun karena keterbatasan ekonomi yang di milki kedua orang tuanya maka dia tidak di perbolehkan sekolah oleh kedua orang tuanya, baru setelah ayahnya meninggal, zainuri di daftarkan sekolah oleh kakeknya. “Untuk beraktifitas belajar,bermain serta makan minum cucu saya hanya mengandalkan kedua kakinya saja”, ungkap lasto sambil meneteskan air matanya. Untuk berangkat sekolah tiap hari anak yatim ini yang juga bercita – cita ingin menjadi pelukis yang sangat terkenal, walaupun tidak mempunyai kedua tangan, di antarkan oleh neneknya Sunti (58) yang setiap hari merawat dan menungguinya.

Kini, keluarga hanya berharap ada dermawan yang mau peduli dan perhatian terhadap apa yang di alami cucu kakek ini, sehingga cita-cita yang di inginkan oleh zainuri tidak terpupus di tengah jalan walaupun mengalami cacat kedua tangannya. Pengirim : M Kartono Tuban

Tidak ada komentar:

Posting Komentar