Liputan6.com, Bunawan : Buaya air asin terbesar di dunia yang berada di sebuah desa terpencil di Kota Bunawan, Filipina mati. Buaya yang memiliki panjang 6 meter dan berat lebih dari 1 ton itu tewas pada usia sekitar 50 tahun.
Walikota Bunawan Edwin Cox Elorde menyatakan, awalnya buaya yang diberi nama Lolong ini ditemukan dalam keadaan telentang dengan perut yang kembung di tempat penangkaran. Buaya tersebut masih hidup. Seorang dokter hewan, Alex Collantes langsung datang untuk memeriksa keadaan Lolong.
"Tapi Lolong tak terselamatkan. Beberapa jam kemudian, ia dinyatakan meninggal," kata Edwin, seperti dilansir News.com.au, Senin (11/2/2013).
Dokter Alex menjelaskan, ia telah berusaha keras untuk menyelamatkan Lolong dengan merendamnya menggunakan air panas. Menurutnya, buaya tersebut diduga sakit karena cuaca dingin. Karenanya, rendaman air panas dilakukan. Namun gagal.
"Saya mencoba menyelamatkan dengan merendamnya dengan air hangat. Cara ini merupakan satu-satunya cara menyelamatkannya di tengah-tengah cuaca dingin," ucap dia.
Meskipun Lolong dinyatakan sakit, namun penyebab kematian masih misterius alias belum diketahui pasti. Petugas lokal masih menyelidiki kenapa Lolong ditemukan telentang dengan perut yang kembung.
Walikota Edwin sangat menyayangkan kematian Lolong. Padahal, pemerintah telah mempersiapkan anggaran untuk tempat spesial Lolong agar menarik wisatawan lebih banyak.
"Saya sangat sedih. Karena Lolong, kota kami terkenal di seluruh dunia," ujar Edwin.
Lolong ditangkap pada September 2011 silam. Buaya tersebut sempat ditakuti warga sekitar, karena kerapkali memangsa manusia. Tapi setelah ditangkap, ia menjadi sahabat bagi warga dan memberikan sumbangan terbesar untuk kas pemerintah. Apalagi, sejak Lolong ditetapkan Guinness Book of World Records sebagai buaya terbesar di dunia.
Terhitung lebih dari $ 72 ribu atau sekitar Rp 662 miliar telah masuk ke kas parkir tempat penangkaran Lolong. Uang tersebut akan digunakan untuk biaya hidup buaya tersebut. (Riz)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar