Liputan6.com, Jakarta : Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa mengaku pihaknya harus menaikkan harga elpiji 12 kilogram (kg) agar mengurangi beban anggaran PT Pertamina (Persero).
"Memang Pertamina sudah mengajukan kenaikan ini, dan kami sedang mengkajinya karena untuk menentukan ini perlu kehati-hatian. Yang jelas kami harus naikkan karena beban Pertamina sudah sangat berat, pendapatannya tergerus," jelasnya di Jakarta, Senin (25/2/2013).
Menurut dia, kajian tersebut perlu mempertimbangkan kenaikan tarif listrik dan dampak inflasi terhadap daya beli masyarakat.
"Juga melihat disparitas antara 12 kg dan 3 kg apakah terlalu jauh atau tidak. Kalau semua serbu 3 kg, maka subsidi akan semakin membengkak. Makanya kami tidak asal hitung saja," papar dia.
Terkait kenaikan harga elpiji, Hatta belum bersedia berkomentar lebih jauh. "Saya akan rapatkan lagi minggu ini. Saya mesti lihat dari berbagai aspek," tutup dia.
Pertamina sebelumnya mengusulkan kenaikan harga elpiji ukuran 12 kg sebesar Rp 2.116,67 per kg atau setara Rp 25.400 per tabungnya. Penyesuaian harga elpiji itu ditargetkan dilakukan pada Maret 2013.
Menurut Vice President LPG & Gas Products Pertamina Gigih Wahyu Hari Irianto, dengan kenaikan tersebut harga jual elpiji yang tidak disubsidi pemerintah itu bisa mencapai Rp 95.600 per tabung, dari sebelumnya Rp 70.200 per tabung.
"Ini untuk mengurangi kerugian, bukan mengejar harga keekonomian," kata Gigih beberapa waktu lalu.
Meski naik, Pertamina mengaku masih menanggung kerugian Rp 1,7 triliun pada tahun ini. Sementara tidak dinaikkan, kerugian yang ditanggung perseroan sekitar Rp 5 triliun. Kerugian itu harus ditanggung Pertamina karena perseroan menjual elpiji 12 kg lebih murah dibandingkan harga keekonomian. (Fik/Ndw)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar